KBRN, Tarakan : sebanyak 35 penyelamatan (Rescue) kejadian dilakukan Badan SAR Nasional (Basarnas) Kota Tarakan sepanjang tahun 2022 ini. Dari jumlah itu, penyelamatan paling dominan terjadi di wilayah perairan, diantaranya kecelakaan kapal sebanyak 16 kejadian dan kondisi membahayakan manusia 19 kejadian.
Kepala Kantor SAR Tarakan, Syahril menerangkan, kejadian kondisi membahayakan manusia yang berhasil diselamatkan sebanyak 14 orang, meninggal 8 orang dan hilang 4 orang. Sedangkan kejadian kecelakaan kapal tercatat korban sebanyak 29 orang yang diselamakan, 13 orang meninggal dunia dan dinyatakan hilang 2 orang.
?Ini kejadian kami tangani sepanjang 2022, paling mendominasi yakni kondisi membahayakan manusia atau tepatnya kecelakaan kapal. Data ini juga meliputi wilayah kerja kami di Nunukan karena ada Pos SAR kita di sana,? terang dia.
para korban mayoritas bekerja di laut kurang terhadap edukasi keselamatan berlayar. Pihaknya tentu tidak bisa melakukan pelarangan menyoal hal ini.
?Tentu kita ini sedih, bayangin korban meninggal yang kita angkat jenazah, bagaimana dengan korban sebanyak ini ya harus ada evaluasi dari pemerintah. Ini jiwa manusia, apalagi kalau kepala keluarga, ya kita lah yang harus berupaya untuk meminimalisir jumlah kecelakaan ini,? ucap Syahril.
Ia meminta, leading sektor dari lalu lintas lautan harus dipertegas. Sehingga terdapat wewenang yang jelas menyoal keselamatan berlayar. Saat ini pihaknya menginginkan koordinasi yang intens dengan pihak perhubungan laut menyoal keselamatan berlayar.
?Dibanding tahun lalu ada kenaikan, baik dari kejadian dan korban memang tidak signifikan tapi ada penambahan. Ya kita selalu berdoa untuk tidak ada musibah,? akunya.
Dalam hal ini pihaknya mengajak seluruh instansi perhubungan laut. Mengingat angka kecekalaan kapal di tahun ini tinggi, untuk itu instansi yang berwenang dapat melakukan upaya seperti himbauan safety dan himbauan cuaca. Tak hanya di laut, pihaknya juga melakukan penyelamatan di darat namun hanya sebagai rescue. Terlebih jika terjadi bencana alam, pihaknya harus berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Syahril melanjutkan ketersediaan personel sendiri saat ini belum dikatakan ideal. Keberadaan personel masih sangat dibutuhkan. Pada tahun 2022 ini terdapat penambahan personel sebanyak 37 personel dan sudah dapat membantu kerja dengan wilayah yang cukup luas.
?Kita sudah drop juga personel ke Pos SAR Nunukan sebanyak 10 orang, rencananya kita mau koordinasi dengan pemprov kalau seandainya ada diberikan tempat kita akan buat Pos juga,? katanya.
Dalam pendirian pos sendiri terbagi menjadi dua yakni pos dan pos unit. Idealnya pos terdiri dari 10 hingga 12 orang sedangkan pos unit 5 sampai 6 orang. Untuk wacana pendirian pos di ibu kota ia mengembalikan lagi kepada keputusan provinsi, jika diberikan tempat pihaknya akan mendirikan pos namun jika tidak pihaknya hanya mendirikan pos unit.
Sementara untuk armada yang digunakan selama penyelamatan dan pertolongan di lingkup kerja Tarakan dan Nunukan terdapat penambahan berupa Rigid Bouyance Boat (RBB) dengan kapasitas 18 orang.
Saat ini ketersediaan Rubber Boat di Basarnas terdapat 4 buah, yang ditempatkan 1 di Pos didukung sirider dan RIB. Selain itu terdapat pula KM Seta, RIB 1 unit, RBB 1 unit dan 4 Perahu Karet.
?Yang kita butuh perahu karet karena banyak wilayah sungai, wilayah dangkal juga dan itu bisa dijangkau pakai perahu karet. Kalau pakai speed-speed itu susah itu apalagi ada gusung itu kita kandas kemarin, makanya harus dapat alurnya kalau ke sana,? tutup dia. (Crz)