TARAKAN - Warga RT 35 Kelurahan Karang Anyar, Tarakan Barat, mengeluhkan tumpukan sampah yang telah menumpuk di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Jalan Seroja selama hampir dua pekan terakhir. Tumpukan tersebut tak kunjung dibersihkan seluruhnya, meskipun truk pengangkut rutin datang ke lokasi.
Menurut warga salah satu warga, Nanang, menjelaskan hanya dilakukan terhadap sampah dari gerobak yang dikumpulkan petugas lingkungan, sementara sebagian besar tumpukan di TPS dibiarkan begitu saja. Sudah sekitar dua minggu tidak diangkut tuntas,ââ¬Â jelasnya, Jumat (24/10/2025) lalu.
Kondisi ini menimbulkan aroma tak sedap yang mengganggu kenyamanan warga sekitar. Selain itu, masyarakat juga khawatir timbunan sampah tersebut dapat menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan dan kebersihan lingkungan. Ia pun berharap instansi terkait segera menindaklanjuti agar TPS tidak kembali menjadi sumber masalah.
Kami berharap ini segera ditangani karena sangat mengganggu aktivitas warga sekitar, tukasnya.
Menanggapi hal itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tarakan melalui Kepala Bidang Pengelolaan Sampah DLH Tarakan, Edhy Pujianto, S.P., M.P., memastikan telah melakukan langkah penanganan dan investigasi di lapangan. Dari hasil pengecekan, penyebab utama penumpukan bukan karena keterlambatan pengangkutan reguler, melainkan adanya oknum warga yang membuang sampah di luar jadwal resmi.
Memang benar, dalam dua pekan terakhir masih ada sisa tumpukan di sana. Setelah kami telusuri, ternyata ada oknum yang membuang sampah menjelang subuh, di luar jam yang sudah disepakati,ââ¬Â ungkapnya.
Edhy menjelaskan, kondisi ini turut dipengaruhi oleh masa transisi pemindahan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dari kawasan Aki Babu ke Juata Kerikil, yang sempat mengganggu ritme pengangkutan. Selain itu, pagar pembatas depan TPS yang dibongkar untuk perbaikan jalan menuju TPS 3R juga menimbulkan celah bagi warga yang ingin membuang sampah sembarangan.
Pagar di depan sempat dibuka karena ada proyek peningkatan jalan menuju TPS 3R. Nah, celah itu kemudian dimanfaatkan oknum untuk membuang di luar waktu, jelasnya.
DLH telah menugaskan tim pengawas yang berjaga hingga malam hari, namun pelaku pembuangan liar diduga beraksi pada waktu dini hari ketika lokasi tidak dijaga. Pengawas kami bertugas sampai jam 10 malam, tetapi pembuangannya terjadi menjelang subuh, jadi sulit terpantau, katanya.
Sebagai langkah penanganan, DLH berencana memasang pagar dan portal baru untuk mengendalikan akses pembuangan sampah, sekaligus menggelar kerja bakti bersama kelurahan dan warga sekitar guna membersihkan tumpukan yang ada.
Kami akan tutup kembali aksesnya dan pasang portal supaya tak bisa dibuang sembarangan. RT dan KSM sekitar juga akan kami libatkan dalam pengawasan,ââ¬Â ujarnya.
Selain pengamanan lokasi, DLH juga telah menambah jadwal dan armada pengangkutan agar pembersihan lebih cepat dilakukan di titik-titik yang mengalami keterlambatan. Kami sudah koordinasi dengan sopir dan tim lapangan untuk mempercepat pengangkutan, terangnya.
Ia menegaskan, sistem pengelolaan sampah di Tarakan sebenarnya telah berjalan melalui Program Sampah Semesta Mandiri, di mana pengumpulan dilakukan langsung dari rumah ke rumah oleh operator lingkungan yang dikelola KSM, KPP, atau RT. Bagi warga yang ikut program ini, sampahnya dijemput rutin. Masalah muncul karena ada yang memilih buang sendiri di luar sistem, tandasnya. (*)
Reporter: Eko Saputra
Editor: Ramli
SUMEBR : benuanta.co.id