KBRN,Tarakan : Rencana pendirian Sekolah Rakyat di Kota Tarakan terus dimatangkan. Saat ini, UPTD LLK Kota Tarakan telah menyiapkan sejumlah fasilitas sementara untuk menunjang kegiatan belajar mengajar sebelum bangunan permanen berdiri.
Sekolah Rakyat sementara ini disiapkan dengan empat ruang kelas, masing-masing berkapasitas 25 siswa. Dua kelas diperuntukkan bagi tingkat SD dan dua kelas lainnya untuk SMP, dengan total daya tampung 100 siswa.
Hingga saat ini, proses seleksi kepala sekolah dan guru telah rampung. Namun, jumlah siswa yang mendaftar masih minim. Dari target 100 siswa, baru delapan anak yang terverifikasi oleh Dinas Sosial.
Ketua Tim Persiapan, Agus Susanto selaku Kepala Dinas Perindustrian Dan Tenaga Kerja Kota Tarakan dalam wawancara di Halo RRI edisi Jumat 29 agustus 2025 menjelaskan bahwa, ruangan belajar sementara menggunakan bekas workshop atau gudang yang sudah tidak difungsikan. Menurutnya, pemanfaatan ruangan tersebut tidak akan mengganggu aktivitas pelatihan yang selama ini berjalan.
ââ¬ÅUntuk pelatihan masih tetap bisa kita lakukan. Ruangan yang dipakai memang bekas gudang yang kosong, sehingga bisa dialihfungsikan sebagai kelas,ââ¬Â ujar Agus.
Selain ruang kelas, fasilitas asrama juga telah tersedia. Asrama yang ada mampu menampung 80 siswa, ditambah rumah jabatan yang dikosongkan dengan kapasitas 20kamar ,dengan masing-masing kamar dapat menampung 4 orang. Fasilitas ruang makan pun sudah disiapkan.
ââ¬ÅJadi untuk proses belajar mengajar sudah sesuai dengan juknis. Kita siapkan empat lokal belajar, asrama, hingga ruang makan. Tim sudah melakukan survei dan menilai lokasi memenuhi syarat,ââ¬Â jelas Agus.
Meski demikian, Agus menegaskan bahwa pemanfaatan fasilitas sementara ini hanya bersifat perintisan. Pemerintah Kota Tarakan telah menyiapkan lahan seluas tujuh hektare di kawasan Kasiba, Juwata Laut, untuk pembangunan Sekolah Rakyat permanen.
ââ¬ÅInformasinya ini sementara, hanya sekitar satu tahun. Setelah gedung permanen di Juwata Laut selesai dibangun, kegiatan belajar akan dipindahkan ke sana,ââ¬Â katanya. (Desita)
Sumber : RRI Tarakan