Jl. Kalimantan No 1 Kampung I / Skip 085179990551 mailbox@tarakankota.go.id

Menggapai Lailatul Qadar ala Rasulullah

0 comments 2024-04-02 13:13:14  

Kultum Ramadhan: Menggapai Lailatul Qadar ala Rasulullah

Di bulan Ramadhan yang penuh berkah, terdapat malam yang luar biasa istimewa, yaitu lailatul qadar. Malam ini dijelaskan dalam Al-Quran sebagai malam yang lebih mulia daripada 1000 bulan. Keistimewaan ini menunjukkan betapa bernilainya lailatul qadar bagi umat Islam.   

Malam lailatul qadar merupakan malam yang penuh dengan rahmat dan ampunan dari Allah. Pada malam ini, Allah menurunkan para malaikat ke bumi untuk menyebarkan rahmat dan kedamaian. Umat Islam yang beribadah pada malam ini akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.   

Karena itu, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah pada malam lailatul qadar. Berbagai amalan yang dapat dilakukan seperti membaca Al-Quran, shalat malam, dan berdoa. Umat Islam juga dapat melakukan amalan lainnya, seperti zakat dan sedekah.   

Waktu Kedatangan Lailatul Qadar 

Lantas kapan datangnya lailatul qadar? Tak ada yang tahu pasti. Hadis yang berasal dari riwayat Aisyah, Nabi saw bersabda, malam lailatul qadarberada di malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan.

Artinya, "Carilah lailatul qadar pada tanggal gasal dari 10 terakhir bulan Ramadhan." (HR. Al-Bukhari).   

Meski tanggal pasti lailatul qadar tidak dijelaskan secara spesifik, umat Islam dianjurkan untuk bersungguh-sungguh mencarinya di bulan Ramadan, terutama pada 10 malam terakhir. Rasulullah saw sendiri memperbanyak ibadah pada saat itu. Beliau lebih fokus beribadah, memperbanyak shalat malam, dan membangunkan keluarganya untuk ikut beribadah bersamanya. Hal ini diriwayatkan dalam hadits riwayat Al-Bukhari:

Artinya, "Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah, telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Said ats-Tsauri, dari Abu Ya'fur, dari Abu adh-Dhuha, dari Masruq, dari Aisyah ra, ia berkata: "Ketika Nabi saw memasuki 10 hari terakhir (Ramadhan), beliau mengencangkan ikat pinggangnya (untuk lebih giat beribadah), menghidupkan malamnya (dengan ibadah), dan membangunkan keluarganya (untuk beribadah)"."  (HR Al-Bukhari).

Ibadah Nabi dalam 10 Malam Terakhir Ramadhan 

Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitab Fathul Bari menjelaskan, Nabi Muhammad saw selalu menjadikan 10 malam terakhir bulan Ramadhan sebagai kesempatan untuk beribadah dan berserah diri kepada Allah swt.   

Tidur di malam hari diibaratkan sebagai saudara kematian, karena saat tidur, aktivitas dan kesadaran manusia terhenti. Karena itu, dianjurkan bagi umat Islam untuk memanfaatkan waktu malam untuk beribadah, seperti shalat malam, membaca Al-Quran, atau berzikir.

Artinya, "Dan ia menghidupkan malamnya". Maksudnya Nabi saw berjaga sepanjang malam. Ia menghidupkannya dengan ketaatan dan menghidupkan dirinya sendiri dengan berjaga-jaga di dalamnya. Karena tidur itu saudara kematian. Tambahan kata "malam" di sini untuk memperluas makna. Karena orang yang bangun dan berjaga, maka dia menghidupkan malam dengan kehidupannya. Hal ini serupa dengan firman Allah:

Artinya, "Janganlah kamu jadikan rumah-rumahmu seperti kuburan. Pengertiannya: janganlah kamu tidur di rumah-rumahmu, sehingga kamu menjadi seperti orang mati dan rumah-rumahmu menjadi seperti kuburan."  [Ibnu Hajar Al-Asqallani, Fathul Bari, [Kairo; Dar Rayyan lit Turats: 1986 M], jilid IV, halaman 316]   

Lebih dari itu, hadits ini menunjukkan keteladanan Rasulullah saw dalam memanfaatkan 10 malam terakhir Ramadhan dengan maksimal. Beliau meningkatkan intensitas ibadahnya dan mengajak keluarganya untuk turut serta dalam meraih malam-malam penuh berkah ini.   

Selain memperbanyak shalat malam dan beribadah, Rasulullah saw juga menganjurkan untuk memperbanyak doa di malam-malam tersebut. Beliau mengajarkan kepada Aisyah ra doa yang bisa dipanjatkan untuk meraih lailatul qadar, yaitu:

Allāhumma innaka afuwwun karÄ«mun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annÄ«.   

Artinya, “Ya Allah, sungguh Engkau maha pemaaf yang pemurah. Engkau juga menyukai maaf. Karena itu, maafkanlah aku."   

Simpulan 

Intinya, cara Rasulullah saw meraih lailatul qadar adalah dengan meningkatkan ketaatan dan ibadah di 10 terakhir Ramadan. Nabi Muhammad saw memperbanyak shalat malam, memperbanyak doa, dan bersungguh-sungguh dalam beribadah. Dengan kesungguhan tersebut, kita berharap bisa meraih keberkahan malam lailatul qadar. Wallahu a'lam. 

Ustadz Zainuddin Lubis, Pegiat kajian Islam, Tinggal di Ciputat 

Editor: Ahmad Muntaha AM 

Penulis: Zainuddin Lubis

#LailatulQadar #DoaLailatulQadar #ramadhaninfo

Sumber : NU Online

0 comments

©

Tarakan    Designed by HTML Codex


Distributed By: ThemeWagon