Kultum Ramadhan: Keutamaan Menghidupkan Malam Ramadhan
Saat ini kita berada di bulan Ramadhan yang memiliki banyak kemuliaan. Pada bulan ini Al-Qurâan turun, juga pada bulan ini malam lailatul qadar berada. Selain itu, bulan Ramadhan juga memiliki banyak keutamaan di dalamnya.
Banyak riwayat hadits yang menjelaskan keutamaan bulan Ramadhan. Termasuk keutamaan menghidupkan malam Ramadhan dengan berbagai macam ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari berikut:
Artinya: âBarangsiapa beribadah di bulan Ramadhan dalam keadaan beriman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuniâ. (HR. Bukhari).
Hadits di atas menjelaskan keutamaan beribadah di bulan Ramadhan. Pada hadits tersebut dijelaskan bahwa orang-orang yang memfokuskan diri beribadah kepada Allah di bulan Ramadhan dengan niat yang tulus dan mengharapkan pahala dari-Nya, maka dia akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.
Mengomentari hadits tersebut, Imam Al-Qasthalani dalam kitabnya Irsyadus Sari berkata:
Artinya: âBarangsiapa menghidupkan malam hari bulan Ramadhan dengan melaksanakan ketaatan seperti halnya shalat tarawih atau ketaatan lainnya. Di mana ia melaksanakan dalam keadaan beriman kepada Allah dan serta membenarkan dengan kemurnian niat dalam dirinya maka dosa-dosanya yang telah berlalu akan diampuni.
Dalam hal ini yang dimaksud ialah dosa-dosa kecil, namun dengan anugerah dan keluasan rahmat-Nya bisa juga mencakup dosa-dosa besar, dan itu dapat dilihat dari dzahir lafadz (hadits)-nyaâ. (Syihabuddin Ahmad Al-Qasthalani, Irsyadus Sari, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah: 1996], juz I, cet 1, hal 178)
Lebih lanjut, di antara tujuan menghidupkan malam hari bulan Ramadhan dengan melaksanakan berbagai macam ibadah ialah berharap mendapatkan malam lailatul qadar. Malam lailatul qadar merupakan malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Pada malam tersebut semua Al-Qurâan diturunkan secara global dari Lauhul Mahfudz ke langit dunia sebelum kemudian diturunkan secara bertahap kepada Nabi Muhammad saw selama 23 tahun. Malam lailatul qadar adalah malam penuh berkah yang disembunyikan oleh Allah pada bulan Ramadhan tiap tahunnya dan tidak ada yang tahu pasti kapan turunnya. Rasulullah saw bersabda:
Artinya: âBarangsiapa menghidupkan malam lailatul qadar dengan keimanan dan mengharapkan pahala dari-Nya, maka dosa-dosanya yang telah berlalu akan diampuni, barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dalam keadaan iman dan mengharapkan pahala dari-Nya maka dosanya yang telah berlalu akan diampuniâ. (HR. Bukhari).
Menghidupkan malam Ramadhan dengan berbagai macam ibadah sangat dianjurkan dalam Islam. Terlebih pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan. Pada malam-malam tersebut Rasulullah saw akan lebih giat lagi menghidupkan malamnya untuk beribadah kepada Allah swt.
Artinya: âMenceritakan kepadaku Ali bin Abdullah, menceritakan kepadaku Sufyan dari Abi Yaâfur, dari Abi Duha dari Masruq, dari Aisyah ra, berkata: Rasululullah saw ketika memasuki 10 malam terakhir akan mengencangkan sabuknya, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganyaâ. (HR. Bukhari).
Menghidupkan malam Ramadhan
Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghidupkan malam bulan Ramadhan, di antaranya adalah sebagaimana berikut:
1. Shalat Isya berjamaah
Menghidupkan malam Ramadhan bisa dilakukan dengan melaksanakan shalat Isya berjamaah disambung dengan shalat Tarawih dan Witir. Selain itu, bisa jiga dilengkapi dengan shalat malam lainnya dan juga berdzikir. Semuanya tentu dilakukan dengan niat ikhlas dan mengharapkan ridha dari Allah swt. Sebagaimana dijelaskan pada syarah hadits di atas makna âqama ramadhanaâ di antaranya ialah melaksanakan shalat Tarawih dan amalan ketaatan lainnya.
2. Membaca Al-Qurâan
Membaca Al-Qurâan dengan niat mengikuti Nabi Muhammad saw. Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa pada bulan Ramadhan, Nabi Muhammad saw akan menjadi orang yang lebih dermawan dan setiap hari bertemu Jibril untuk membaca Al-Qurâan.
Artinya: âDari Ibnu Abbas ra, berkata: âRasulullah saw merupakan orang yang paling dermawan dan ia sangat dermawan saat bertemu malaikat Jibril. Jibril menemuinya setiap malam pada bulan Ramadhan dan membaca Al-Qurâan dengan Nabi Muhammad saw. Sungguh Rasulullah saw ketika bertemu Jibril sangat dermawan dengan kebaikan dibandingkan angin yang berhembusâ. (HR. Bukhari).
3. Iâtikaf di masjid
Beriâtikaf di masjid, terutama pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan sebagaimana dilakukan Rasulullah saw. Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari disebutkan:
Artinya: âDari Abdullah bin Umar ra berkata: âRasulullah saw rutin melakukan iâtikaf pada 10 hari terakhir dari Ramadhanâ. (HR. Bukhari).
Kesimpulannya, bulan Ramadhan adalah momen sekali dalam setahun umat Islam mendapatkan banyak ruang untuk meningkatkan kualitas ibadah. Oleh karenanya, selayaknya bagi kita untuk memanfaatkannya sebaik mungkin untuk beribadah kepada Allah. Terlebih di malam hari dengan harapan mendapatkan keutamaan malam lailatul qadar. Wallahu aâlam.
Alwi Jamalulel Ubab, Alumni Khas Kempek Cirebon, Mahasantri Mahad Aly Saiidussiddiqiyah Jakarta
Editor: Muhammad Aiz Luthfi
Kolomnis: Alwi Jamalulel Ubab
#ramadhaninfo #KultumRamadhan
Sumber: NU Online