Hukum Menangis Saat Berpuasa
Seseorang kadang mengalami berbagai kejadian emosional yang membuat dirinya meneteskan air mata, termasuk ketika ia sedang menjalani puasa. Bahkan pada saat demikian, seseorang seringkali tidak peduli bahwa dirinya sedang melaksanakan ibadah puasa. Lantas sebenarnya apakah menangis dapat membatalkan puasa?
Dalam berbagai kitab dijelaskan secara rinci tentang berbagai hal yang dapat membatalkan ibadah puasa, menangis secara jelas tidak termasuk dari sebagian hal yang dapat membatalkan puasa tersebut. Hal ini misalnya dapat kita lihat dalam kitab Matnu Abi Syujaââ¬â¢:
ÃËçÃâðÃÅ ÃÅ ÃÂ֖ èÃ⡠çÃâõçæÃ⦠ùôñé ãôÊçá : Ãâ¦Ã§ ÃËõÃâ ùÃâ¦Ã¯Ã§ ÃÂ¥ÃâÃⰠçÃâìÃËàãÃË Ã§Ãâñãó ÃËçÃâÃÂÃâÃâ é ÃÂÊãÃÂï çÃâóèÃÅ ÃâÃÅ Ãâ ÃËçÃâÃâÊá ùÃâ¦Ã¯Ã§ ÃËçÃâÃËև ùÃâ¦Ã¯Ã§ ÃÂÊçÃâÃÂñì ÃËçÃâÃÂ¥Ãâ òçÃâ ùÃâ Ãâ¦Ã¨Ã§Ã´Ã±Ã© ÃËçÃâÃÂÊö ÃËçÃâÃâ ÃÂçó ÃËçÃâìÃâ ÃËÃâ ÃËçÃâÃ¥úÃâ¦Ã§Ã¡ ÃÆÃâ çÃâÃÅ ÃËÃ⦠ÃËçÃâñïé
ââ¬ÅYang membatalkan puasa ada sepuluh hal, yakni (1) sesuatu yang sampai pada rongga bagian dalam tubuh (jauf) atau kepala, (2) mengobati dengan memasukkan sesuatu pada salah satu dari dua jalan (qubul dan dubur), (3) muntah secara sengaja, (4) melakukan hubungan seksual secara sengaja pada alat kelamin, (5) keluarnya mani sebab bersentuhan kulit, (6) haid, (7) nifas, (8) gila, (9) pingsan di seluruh hari dan (10) murtad,ââ¬Â (Syekh Abi Syujaââ¬â¢, Matnu Abi Syujaââ¬â¢, hal. 127).
Mengapa menangis tak membatalkan puasa? Salah satu alasan mendasarnya adalah karena mata bukanlah termasuk bagian dari jauf, serta dalam mata tidak ada saluran yang mengarahkan benda menuju tengorokan, sehingga tidak tergambarkan ketika seseorang menangis terdapat sesuatu yang masuk dalam mata menuju arah tenggorokan. Hal ini seperti ditegaskan dalam kitab Rawdah at-Thalibin:
ÃÂñù Ãâç èãó èçÃâçÃÆêÃÂçÃâ ÃâÃâõçæÃâ¦ÃŠóÃËçá ÃËìï ÃÂÃÅ ÃÂÃâÃâÃâ¡ Ãâ¦Ãâ Ã⡠÷ùÃâ¦Ã§ÃŠãÃ⦠ÃâçÃÅ ÃâçÃâ çÃâùÃÅ Ãâ ÃâÊóê èìÃËÃÂÃÅ ÃËÃâç Ãâ¦Ãâ ÃÂð Ãâ¦Ãâ Ãâ¡Ã§ ÃÂ¥ÃâÃⰠçÃâÃÂÃâÃâ
ââ¬ÅCabang permasalahan. Tidak dipermasalahkan bagi orang yang berpuasa untuk bercelak, baik ditemukan dalam tenggorokannya dari celak tersebut suatu rasa atau tidak. Sebab mata tidak termasuk jauf (bagian dalam) dan tidak ada jalan dari mata menuju tenggorokanââ¬Â (Syekh Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Rawdah at-Thalibin, Juz 3, Hal. 222)
#nahdlatululama #nuonline #nuonline_id #hukum #puasa #ramadhan #menangis #hukumislam #ramadhanbarengnuonline #ramadhaninfo
Sumber : NU Online